Monday, October 20, 2008

Cegah keputihan dengan pola makan seimbang

Keputihan merupakan penyakit umum yang sering di derita perempuan dan salah satu faktor pencetusnya adalah pola makan yang tidak sehat. Pada bulan puasa seperti ini, umunya perempuan tidak memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi saat berbuka sehingga dapat mempengaruhi risiko keputihan akibat infeksi jamur.


Demikian yang diungkapkan oleh Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K) dari FKUI-RSCM dan ahli gizi Dr. Elvina Karyadi, MSc, PhD dalam diskusi bertajuk “Hindari Si Putih: Ketahui Penanganan Tepat dan Menu Makanan Sehat” di Jakarta (16/9).

Keputihan merupakan istilah awam untuk cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dalam keadaan normal berwarna putih jernih, bila menempel pada pakaian dalam berwarna kuning terang, konsistensi seperti lendir, tidak berbau, dan tidak menimbulkan keluhan.

Namun waspadai bila jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari biasa dan terus menerus muncul hingga terasa mengganggu; berbau (amis, apek, busuk); berwarna (putih susu, kuning tua, coklat, kehijauan, bercampur darah); konsistensi encer, berbuih hingga kental menggumpal seperti susu basi; disertai timbulnya kelainan pada daerah kelamin luar seperti benjolan atau luka-luka dan semacam sariawan; menimbulkan rasa gatal-panas, atau disertai dengan nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual. Keputihan dengan ciri di atas merupakan keputihan yang tidak normal yang disebabkan oleh penyakit.

92 persen keputihan disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans. Infeksi jamur ini merupakan penyebab keputihan yang sering ditemui di Indonesia. Semua perempuan di semua usia dapat mengalami keputihan termasuk mereka yang belum pernah berhubungan seksual.

Keputihan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan daerah genitalia dan pola makan yang sehat, menghindari faktor risiko infeksi seperti berganti-ganti pasangan seksual, pemeriksaan ginekologi secara teratur termasuk pemeriksaan deteksi dini kanker serviks (pap smear) satu tahun sekali bagi yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Pola Makan dan Infeksi Jamur Vagina
Di bulan puasa, umumnya jenis makanan yang dikonsumsi cenderung kurang serat dan tinggi gula. Jumlah dan frekuensi buang air kecil juga berkurang karena kurangnya asupan cairan. Di samping itu, kemungkinan dapat terjadi konstipasi (sulit buang air besar). Kondisi inilah yang dapat mempengaruhi risiko keputihan akibat infeksi jamur.

Dr. Ovi menjelaskan bahwa pembatasan jumlah gula dalam makanan/minuman dapat menurunkan risiko infeksi jamur vagina. Selain gula juga madu, sirop maple, molases dan semua makanan/minuman yang mengandung bahan tersebut, minuman beralkohol, makanan yang mengandung asam cuka, kacang tanah, pistasio, kacang mede, kecap, susu, softdrink, buah kering, makanan olahan, kopi dan teh. Sementara makanan yang membantu proses penyembuhan dan mencegah infeksi jamur vagina di antaranya makanan probiotik seperti yoghurt atau suplemen probiotik.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan di bulan puasa untuk mencegah infeksi jamur vagina, yakni asupan cukup cairan, minimal 8 gelas per hari baik dalam bentuk minuman maupun makanan; asupan cukup serat dari buah dan sayuran; hindari makanan yang terlalu banyak mengandung tepung dan gula.

" width="450" height="30">
Menurut Dr. Ervina, puasa yang sehat dapat dilihat dari pola berbuka puasa dan makan sahur. Saat buka puasa harus dijaga pola makan seimbang dan minum air putih. Makan pun dilakukan secara bertahap, dimulai dengan minum air putih dilanjutkan dengan makanan kudapan manis tapi tidak terlalu berat (kolak, agar-agar, kurma). Setelah sholat Maghrib barulah makan lengkap dan jika setelah tarawih masih terasa lapar dapat makan kudapan ringan seperti roti, buah.

Yang terpenting adalah cukup minum/cairan dengan minimal 7-8 gelas sehari. Penjabarannya sebagai berikut, sekitar 5 gelas dari buka puasa hingga sebelum tidur, kemudian sekitar 2-3 gelas waktu sahur.

Makan tidak terlalu banyak sekaligus. Pembagian makanan adalah 50% untuk buka puasa, 10% untuk tarawih dan 40% untuk sahur.

Menu makanan seimbang yakni tidak terlalu banyak makan manis yang banyak mengandung karbohidrat sederhana pada waktu buka dan makan seimbang (karbohidrat kompleks, protein, lemak, dan cukup serat) sebagai makanan lengkap setelah 1 jam buka

Saat sahur harus mencukupi kebutuhan karbohidrat dan protein. Makan sahur sama seperti buka namun porsi lebih kecil. Ingatlah untuk minum air putih; makanan dengan protein tinggi agar bertahan di lambung lebih lama; cukup karbohidrat, bagus dengan banyak serat (karbohidrat kompleks) supaya bertahan kenyang. Cukup minum/cairan dan ketika sahur dapat ditambahkan segelas susu rendah/tanpa lemak.




Sebagai ahli gizi, Dr. Elvira memberikan beberapatips puasa sehat
berikut:

sebagai

  • Jangan tunda berbuka
  • Makan secara bertahap
  • Pilih makanan seimbang (jangan terlalu manis, berlemak/berminyak dan mengandung semua zat gizi)
  • Jangan tinggalkan sahur
  • Cukup minum air (minimal 2 liter perhari atau 8 gelas)
  • Jangan lupa berolahraga
  • Cukup istirahat dan tidak terlalu capek
  • Kendalikan emos

  • source :
    nita-medicastore.com
    Add to Google Add to My Yahoo! Add to My AOL Add this Content to Your Site